Kebutuhan
asuransi setiap orang dalam tahap kehidupan akan berubah seiring waktu. Pada saat masih muda
Asuransi Jiwa
dipandang kurang perlu, akan tetapi pada saat mulai memasuki gerbang
pernikahan dimana biaya kebutuhan hidup semakin meningkat dan tanggung
jawab terhadap keluarga sangat dibutuhkan, maka kebutuhan akan
asuransi pun meningkat, kemudian ketika tanggung jawab anda mulai berkurang,
anak-anak anda sudah mandiri dan kekayaan anda terkumpul maka kebutuhan
akan
asuransi kembali menurun.
Mari kita lihat studi kasus dibawah ini bagaimana kebutuhan asuransi jiwa mengalami perubahan di tiap tahap kehidupan.
Masa lajang ( belum menikah )
Ketika anda masih lajang, memiliki pekerjaan dan mampu hidup mandiri,
anda tidak lagi tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
keuangan. Pada banyak kasus , kematian anda tidak akan menciptakan
kesulitan bagi orang lain. Pada masa lajang ini Asuransi jiwa bukanlah
prioritas. Namun beberapa penasehat keuangan menganjurkan agar Membeli
asuransi jiwa pada saat ini. Hal ini dikarenakan mumpung anda masih muda
dan sehat sehingga mudah untuk mendapatkan asuransi jiwa dengan premi
yang rendah. Anjuran ini memang sangat benar, terutama bila anda berasal
dari keluarga yang memiliki riwayat kesehatan beresiko tinggi seperti
diabetes, hipertensi, gagal jantung dll.
Sebagian besar
produk asuransi jiwa yang dibeli oleh para lajang yang masih muda, adalah asuransi yang
ada kaitannya dengan kewajiban. Misalnya asuransi jiwa untuk kredit
kepemilikan rumah, atau kendaran. Asuransi tersebut biasanya otomatis
dibelikan oleh bank atas nama anda di awal pinjaman. Kebutuhan asuransi
akan meningkat bila memiliki tanggungan untuk mendukung kehidupan orang
tua atau saudara. Dalam situasi semacam ini Asuransi jiwa sangat
dibutuhkan untuk menyediakan perlindungan finansial kepada mereka
apabila anda meninggal dunia.
Contoh studi kasus mengenai kebutuhan
Asuransi pada masa lajang dapat dilihat dibawah ini:
Pada tahun 2008, Sapto yang saat itu berusia 25 tahun dan telah hidup
mandiri memutuskan untuk membeli polis asuransi jiwa dengan uang
pertanggungan sebesar Rp. 200 juta, tiap bulan Sapto menyisihkan uang
500 ribu sampai dengan 1 juta untuk dikirimkan ke orang tuanya di
Magelang untuk membantu membiayai sekolah adiknya yang masih SMA. Karena
suatu kecelakaan lalulintas Sapto meninggal dunia, dari uang santunan
Rp. 200 juta yang diterima dari perusahaan asuransi akhirnya adiknya
dapat melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi walaupun sapto
sudah tidak lagi bisa mendampingi.
Berumah Tangga
Bagi pasangan menikah yang belum memiliki anak , biasanya kebutuhan akan
asuransi jiwa masih rendah, apabila anda dan pasangan sama-sama
memiliki penghasilan dan belum mulai mencicil membeli rumah dengan KPR,
kematian salah satu dari anda tidak akan menjadi bencana finansial bagi
yang lain. Namun lain halnya setelah anda mulai mencicil membeli rumah
dengan kredit pemilikan rumah ( KPR), beban pengeluaran akan terasa
sangat berat bagi pasangan yang masih hidup karena semua harus
ditanggung sendiri. Untuk memastikan pasangan yang masih hidup dapat
mempertahankan taraf kesejahteraannya, Anda sebaiknya membeli
Asuransi Jiwa
Hal ini akan memberikan ketenangan pikiran baik kepada anda maupun
pasangan karena anda dan pasangan akan terlindungi secara finansial dari
hal yang tidak diinginkan.
Membesarkan Anak
Ketika anda memiliki anak yang masih kecil, kebutuhan akan Asuransi jiwa
mencapai puncaknya. Hal ini dikarenakan menyangkut masa depan anak
nantinya. Dibanyak kasus dimana anda berdua bekerja mencari nafkah, jika
salah satu dari anda meninggal dunia, pasangan yang masih hidup akan
kesulitan untuk menutupi biaya kehidupan rumah tangga dan perawatan anak
dengan sumber penghasilan tunggal.
Asuransi Jiwa Sangat
dibutuhkan terutama bagi keluarga yang hanya memiliki sumber penghasilan
tunggal dimana penghasilannya tergantung sepenuhnya kepada satu orang.
Jika pencari nafkah utama meninggal tanpa asuransi jiwa maka malapetaka
keuangan akan terjadi. Pada situasi apa pun, asuransi jiwa harus
dimiliki secara cukup untuk menutupi pendapatan yang hilang akibat
kematian pencari nafkah keluarga.
Masa Tua
Menginjak masa tua, dimana tanggungan anda sebagai orang tua sudah
berkurang, anak- anak sudah mandiri secara finansial., cicilan rumah,
mobil dan sebagainya sudah lunas sehingga asset keuangan anda menjadi
cukup besar, Kebutuhan akan asuransi dimasa tua ini pun mulai menurun.
Namun asuransi masih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan anda
untuk masa depan misalnya untuk persiapan biaya rumah sakit, biaya
pemakaman bahkan untuk mempersiapkan warisan. Berikut ini adalah contoh
penggunaan asuransi untuk warisan pada kasus bapak Haryo (bukan nama
sebenarnya).
Bapak Haryo di usia 60 tahun masih memiliki asuransi jiwa dengan
pertanggungan Rp300 juta. beliau memiliki 3 anak perempuan, 2
diantaranya sudah menikah dan telah tinggal bersama suami mereka. Pada
anak-anaknya yang sudah menikah, bapak Haryo membekali mereka dengan
rumah ketika menikah. Kini Bapak Haryo sudah tidak memiliki tanah atau
rumah untuk diberikan ke anak bungsunya yang masih lajang. Namun, dengan
menunjuk anak bungsunya sebagai penerima santunan kematian, beliau
berharap pembagian harta warisan ke anak-anaknya menjadi lebih adil.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/kebutuhan-asuransi-di-tiap-tahap.html