Jumat, 30 Januari 2015

Manfaat Berasuransi Jiwa

Asuransi Jiwa, untuk apa?
Untuk apa berasuransi jiwa? Itu pasti merupakan pertanyaan anda ketika dihadapkan pilihan untuk memulai berasuransi. Apalagi saat ini anda merasa belum membutuhkannya , anda masih muda,  sehat, dan  belum berkeluarga. Belum lagi nanti kalau ikut asuransi setiap bulannya harus membayar premi asuransi yang manfaat dan penggunaannya tidak bisa langsung dirasakan. 
Hal itu memang benar jika Anda berpikir jangka pendek hanya  memikirkan untuk kebutuhan  saat ini saja. Tapi coba Anda bayangkan sejenak jika  Anda dihadapkan pada masa-masa sulit, contohnya ketika Anda mengalami musibah kecelakaan atau gangguan kesehatan yang membuat anda harus dirawat dirumah sakit, dan anda membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk pengobatan dan mengakibatkan anda mengalami kesulitan dana, atau ketika anda sudah berkeluarga memiliki anak dan Anda meninggal dunia sedangkan anda adalah tulang punggung keluarga , bagaimana mereka bisa membiayai hidup sepeninggalan Anda, tentu akan sulit jika tidak ada penghasilan atau dana sementara untuk mengcover biaya hidup keluarga. Karena itulah anda membutuhkan jaminan perlindungan jika Anda mengalami masa-masa sulit tersebut, dan disinilah alasan kenapa anda harus berasuransi jiwa.
Diatas kita sudah membahas  alasan umum mengapa harus berasuransi jiwa. Asuransi jiwa merupakan bentuk pengalihan resiko atau kerugian seseorang kepada perusahaan asuransi. Jadi kurang tepat jika asuransi dianggap sebagai media menggadaikan keselamatan jiwa. Berikut adalah beberapa manfaat berasuransi:
  1. Kesehatan. Jika pemegang polis asuransi mengalami gangguan kesehatan yang mengharuskan untuk dirawat di rumah sakit, maka akan mendapatkan bantuan dana untuk biaya rumah sakit. Untuk besarnya akan disesuaikan dengan seberapa besar polis asuransi yang dibayar dan program yang telah diambil.
  2.  Kecelakaan. Jika pemegang polis asuransi mengalami kecelakaan dan mengharuskan masuk rumah sakit maka dia akan mendapatkan bantuan dana untuk biaya rumah sakit. Apabila dia mengalamai kecacatan pada organ tubuh tertentu, maka akan mendapatkan santunan dana pula. Untuk besarnya akan disesuaikan dengan seberapa besar polis asuransi yang dibayar dan program yang telah diambil.
  3.  Meninggal dunia. Jika pemegang polis asuransi meninggal dunia, ahli waris/keluarga korban akan mendapatkan santunan dana sehingga jika pengguna asuransi itu merupakan tulang punggung keluarga, keluarga yang ditinggalkan terbantu dengan pendapatan sementara dari asuransi sebelum mereka memperoleh penghasilan baru. 
Sumber :  http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/manfaat-berasuransi-jiwa.html

Rabu, 28 Januari 2015

Apa Perbedaan Investasi Di Bank Dengan Di Perusahaan Asuransi Jiwa ?

Dalam berinvestasi kita harus menyesuaikan dengan tujuan investasi tersebut. Pada umumnya,  kita berinvestasi memiliki tujuan untuk mempersiapkan dana darurat apabila terjadi situasi yang tidak terduga, untuk biaya Pendidikan anak dan  untuk persiapan dana Pensiun di hari tua. Berinvestasi yang aman bisa dilakukan di lembaga-lembaga seperti bank ataupun asuransi, Lalu apa perbedaan berinvestasi di Bank dengan di perusahaanasuransi?
Bank banyak dipilih orang karena selain  digunakan untuk mempermudah transaksi juga dapat dipergunakan sebagai sarana investasi, namun berinvestasi di bank hanya akan memperoleh dana awal dan bunganya dengan persentase tertentu. Apabila anda meninggal dunia, tidak ada uang pertanggungan. Hal ini tentu akan mengganggu situasi keuangan keluarga dan rencana-rencana yang dipersiapkan untuk masa depan keluarga terancam tidak dapat terpenuhi.
Dengan menginvestasikan uang di perusahaan asuransi jiwa, anda akan memperoleh manfaat proteksi jiwa disamping uang pertanggungan.  Apabila anda mengalami musibah seperti kecelakaan, penyakit atau yang terburuk mengalami kematian, uang pertanggungan akan diberikan penuh oleh perusahaan asuransi jiwa meskipun kontrak baru berjalan. Dengan demikian  masa depan keluarga akan terjamin dan anda tetap merasa tenang walaupun anda tidak bisa lagi mendampingi keluarga.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/apa-perbedaan-investasi-di-bank-dengan.html

Senin, 26 Januari 2015

Kebutuhan Asuransi di Tiap Tahap Kehidupan

Kebutuhan asuransi setiap orang dalam tahap kehidupan akan berubah seiring waktu. Pada saat masih muda Asuransi Jiwa dipandang kurang perlu, akan tetapi pada saat mulai memasuki gerbang pernikahan dimana biaya kebutuhan hidup semakin meningkat dan tanggung jawab terhadap keluarga sangat dibutuhkan, maka kebutuhan akan asuransi pun meningkat, kemudian ketika tanggung jawab anda mulai berkurang, anak-anak anda sudah mandiri dan kekayaan anda terkumpul maka kebutuhan akan asuransi kembali menurun.

Mari kita lihat studi kasus dibawah ini bagaimana kebutuhan asuransi jiwa mengalami perubahan di tiap tahap kehidupan.

Masa lajang ( belum menikah )
Ketika anda masih lajang, memiliki pekerjaan dan mampu hidup mandiri, anda tidak lagi tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan keuangan. Pada banyak kasus , kematian anda tidak akan menciptakan kesulitan bagi orang lain.  Pada masa lajang ini Asuransi jiwa bukanlah prioritas. Namun beberapa penasehat keuangan menganjurkan agar Membeli asuransi jiwa pada saat ini. Hal ini dikarenakan mumpung anda masih muda dan sehat sehingga mudah untuk mendapatkan asuransi jiwa dengan premi yang rendah. Anjuran ini memang sangat benar, terutama bila anda berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kesehatan beresiko tinggi seperti diabetes, hipertensi, gagal jantung dll.

Sebagian besar produk asuransi jiwa yang dibeli oleh para lajang yang masih muda, adalah asuransi yang ada kaitannya dengan kewajiban. Misalnya asuransi jiwa untuk kredit kepemilikan rumah, atau kendaran. Asuransi  tersebut biasanya otomatis dibelikan oleh bank atas nama anda di awal pinjaman. Kebutuhan asuransi akan meningkat bila memiliki tanggungan untuk mendukung kehidupan orang tua atau saudara. Dalam situasi semacam ini Asuransi jiwa sangat dibutuhkan untuk menyediakan perlindungan finansial kepada mereka apabila anda meninggal dunia. 
Contoh studi kasus mengenai kebutuhan Asuransi pada masa lajang dapat dilihat dibawah ini:

Pada tahun 2008, Sapto yang saat itu  berusia 25 tahun dan telah hidup mandiri memutuskan untuk membeli polis asuransi jiwa dengan uang pertanggungan sebesar Rp. 200 juta, tiap bulan Sapto menyisihkan uang 500 ribu sampai dengan 1 juta untuk dikirimkan ke orang tuanya di Magelang untuk membantu membiayai sekolah adiknya yang masih SMA. Karena suatu kecelakaan lalulintas Sapto meninggal dunia, dari uang santunan Rp. 200 juta yang diterima dari perusahaan asuransi akhirnya adiknya dapat melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi walaupun sapto sudah tidak lagi bisa mendampingi.

Berumah Tangga

Bagi pasangan menikah yang belum memiliki anak , biasanya kebutuhan akan asuransi jiwa masih rendah, apabila anda dan pasangan sama-sama memiliki penghasilan dan belum mulai mencicil membeli rumah dengan KPR, kematian salah satu dari anda tidak akan menjadi bencana finansial bagi yang lain. Namun lain halnya setelah anda mulai mencicil membeli rumah dengan kredit pemilikan rumah ( KPR), beban pengeluaran akan terasa sangat berat bagi pasangan yang masih hidup karena semua harus ditanggung sendiri. Untuk memastikan pasangan yang masih hidup dapat mempertahankan taraf kesejahteraannya, Anda sebaiknya membeli Asuransi Jiwa  Hal ini akan memberikan ketenangan pikiran baik kepada anda maupun pasangan karena anda dan pasangan akan terlindungi secara finansial dari hal yang tidak diinginkan.
Membesarkan Anak

Ketika anda memiliki anak yang masih kecil, kebutuhan akan Asuransi jiwa mencapai puncaknya. Hal ini dikarenakan menyangkut masa depan anak nantinya. Dibanyak kasus dimana anda berdua bekerja mencari nafkah, jika salah satu dari anda meninggal dunia, pasangan yang masih hidup akan kesulitan untuk menutupi biaya kehidupan rumah tangga dan perawatan anak dengan sumber penghasilan tunggal. Asuransi Jiwa Sangat dibutuhkan terutama bagi keluarga yang hanya memiliki sumber penghasilan tunggal dimana penghasilannya tergantung sepenuhnya kepada satu orang. Jika  pencari nafkah utama meninggal tanpa asuransi jiwa maka malapetaka keuangan akan terjadi. Pada situasi apa pun, asuransi jiwa harus dimiliki secara cukup untuk menutupi pendapatan yang hilang akibat kematian pencari nafkah keluarga.

Masa Tua

Menginjak masa tua, dimana tanggungan anda sebagai orang tua sudah berkurang, anak- anak sudah mandiri secara finansial., cicilan rumah, mobil dan sebagainya sudah lunas sehingga asset keuangan anda menjadi cukup besar, Kebutuhan akan asuransi dimasa tua ini pun mulai menurun. Namun asuransi masih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan anda untuk masa depan misalnya untuk persiapan biaya rumah sakit, biaya pemakaman bahkan untuk mempersiapkan warisan. Berikut ini adalah contoh penggunaan asuransi untuk warisan pada kasus bapak Haryo (bukan nama sebenarnya).
Bapak Haryo di usia 60 tahun masih memiliki asuransi jiwa dengan pertanggungan Rp300 juta. beliau memiliki 3 anak perempuan, 2 diantaranya sudah menikah dan telah tinggal bersama suami mereka. Pada anak-anaknya yang sudah menikah, bapak Haryo membekali mereka dengan rumah ketika menikah. Kini Bapak Haryo sudah tidak memiliki tanah atau rumah untuk diberikan ke anak bungsunya yang masih lajang. Namun, dengan menunjuk anak bungsunya sebagai penerima santunan kematian, beliau berharap pembagian harta warisan ke anak-anaknya menjadi lebih adil.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/kebutuhan-asuransi-di-tiap-tahap.html

Sabtu, 24 Januari 2015

Asuransi Kesehatan Individu – Aplikasi Asuransi Kesehatan Anda Ditolak?

Asuransi Kesehatan Individu adalah Asuransi yang dibeli secara perseorangan oleh anda sendiri, bukan diberikan oleh perusahaan pemberi kerja. Ada kalanya pengajuan aplikasi untuk asuransi kesehatan individu “terpaksa” ditolak oleh perusahaan asuransi. Tentu hal ini merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan terutama bila anda sendiri yang mengalaminya. Informasi dibawah ini semoga dapat membantu anda mengetahui mengapa aplikasi produk asuransi anda ditolak oleh perusahaan asuransi yang telah anda pilih.

Pada saat anda melakukan registrasi untuk Asuransi Kesehatan Individu, umumnya perusahaan asuransi menggunakan proses yang disebut dengan underwriting, underwriting digunakan untuk mengetahui usia, jenis kelamin dan riwayat kesehatan anda. Informasi ini digunakan sebagai dasar untuk memutuskan apakah akan menerima aplikasi anda ataukah tidak, dan berapa besarnya premi yang akan dikenakan.
Setiap perusahaan Asuransi memiliki panduan underwriting tersendiri dan pengertian asuransi yang tidak dipublikasikan kepada umum. Dalam panduan underwriting tersebut, biasanya perusahaan asuransi memiliki ketentuan mengenai hal-hal berikut ini:


  • Tinggi dan berat badan standar. Kelebihan berat badan yang belum mencapai obesitas biasanya menyebabkan tertanggung dikenai premi ekstra. Beberapa perusahaan asuransi menggunakan pengukuran yang disebut Body Mass Index (BMI) untuk memutuskan. Jika BMI di atas 39, perusahaan asuransi biasanya akan menolak aplikasi. Jika BMI Anda adalah 30-39, perusahaan asuransi dapat menawarkan asuransi dengan premi yang lebih tinggi. Jika Anda memiliki masalah kesehatan karena berat badan anda, seperti diabetes atau penyakit jantung, perusahaan asuransi dapat menolak menanggung perawatan anda


  • Kondisi kesehatan yang secara otomatis menyebabkan penolakan, misalnya: masalah kesehatan yang belum diperiksa oleh dokter, masalah kesehatan yang tidak dapat dijelaskan secara medis, masih berada dalam perawatan, penyakit kronis tertentu seperti AIDS, gangguan mental parah, penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes dengan komplikasi, sirosis, dll


  • Kondisi kesehatan atau gaya hidup/pekerjaan yang dapat menyebabkan asuransi ditolak, dibatasi lingkupnya, atau dikenai premi tambahan, misalnya: masalah kesehatan masa lalu yang telah sembuh atau tidak menimbulkan gejala lagi (misalnya stroke setelah 10 tahun yang tidak menimbulkan kekambuhan), alergi, infeksi telinga yang terkontrol, cedera otot, migrain, depresi, maupun pekerjaan yang beresiko tinggi misalnya sebagai penyelam/penerjun payung, dll.
Dari Uraian diatas, semoga kita lebih mengenal mengenai Asuransi Kesehatan Individu, dan ketentuan-ketentuan apa yang ada didalamnya.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/asuransi-kesehatan-individu-aplikasi.html

Kamis, 22 Januari 2015

Asuransi Kesehatan Individu Dan Ketentuannya

Kesadaran masyarakat Indonesia akan manfaat Asuransi bagi kehidupan semakin meningkat. Salah satu produk asuransi yang banyak diminati adalah Asuransi KesehatanAsuransi Kesehatan dapat dimiliki secara individu maupun kelompok.

Asuransi Kesehatan Individu adalah Asuransi yang dibeli secara perseorangan, bukan diberikan oleh perusahaan pemberi kerja. Sedangkan Asuransi Kesehatan Kelompok adalah asuransi yang diberikan oleh pemberi kerja / perusahaan kepada karyawannya sebagai salah satu fasilitas.

Akan tetapi ada kalanya pengajuan untuk kepemilikan produk asuransi kesehatan individu ini ditolak oleh perusahaan asuransi. Kesal? Yah itulah mungkin yang akan kita rasakan saat menerima penolakan, padahal kita sudah memiliki harapan yang tinggi untuk bisa memiliki produk asuransi terebut. Berikut ini akan dipaparkan beberapa hal yang menjadi ketentuan perusahaan asuransi yang membuat aplikasi kita ditolak.

Pada saat melakukan registrasi untuk Asuransi Kesehatan Individu, umumnya perusahaan asuransi menggunakan proses yang disebut dengan underwriting, underwriting digunakan untuk mengetahui usia, jenis kelamin dan riwayat kesehatan calon tertanggung. Informasi ini digunakan sebagai dasar untuk memutuskan apakah akan menerima aplikasi calon tertanggung ataukah tidak, dan  untuk menentukan berapa besarnya premi yang akan dikenakan.

Dalam pengertian asuransi untuk panduan underwriting tiap perusahaan asuransi berbeda-beda dan tidak dipublikasikan kepada umum, akan tetapi pada umumnya ketentuan tersebut menyangkut :
  1. Tinggi dan berat badan standar calon tertanggung, pengukurannya disebut dengan Body Mass Index, apabila BMI berada diatas 39 maka perusahaan asuransi akan menolak aplikasi anda. Bila BMI anda 30 -39 aplikasi kemungkina akan diterima akan tetapi dengan premi yang lebih tinggi.
  2. Kondisi Kesehatan, ada beberapa kondisi kesehatan calon tertanggung yang membuat aplikasi langsung ditolak yaitu memiliki masalah kesehatan yang belum diperiksa oleh dokter, , masalah kesehatan yang tidak dapat dijelaskan secara medis, masih berada dalam perawatan, penyakit kronis tertentu seperti AIDS, gangguan mental parah, penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes dll
  3. Kondisi Kesehatan dan Gaya hidup/pekerjaan yang dapat menyebabkan asuransi ditolak, dibatasi lingkupnya, atau dikenai premi tambahan, misalnya: masalah kesehatan masa lalu yang telah sembuh atau tidak menimbulkan gejala lagi (misalnya stroke setelah 10 tahun yang tidak menimbulkan kekambuhan), alergi, infeksi telinga yang terkontrol, cedera otot, migrain, depresi, maupun pekerjaan yang beresiko tinggi misalnya sebagai penyelam/penerjun payung.
Semoga dari uraian diatas kita akan semakin mengenal ASURANSI KESEHATAN INDIVIDU dan ketentuan yang berlaku di perusahaan asuransi.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/asuransi-kesehatan-individu-dan.html

Selasa, 20 Januari 2015

Fungsi Asuransi Pendidikan

Tujuan utama dari asuransi pendidikan adalah mengalihkan risiko anak-anak kita tidak bisa melanjutkan pendidikan jika ada hal buruk terjadi dalam hidup kita sehingga kita tidak bisa lagi mencari uang. Untuk pengalihan risiko ini, kita harus membayar premi. Jadi, tujuan asuransi ini bukanlah untuk membuat uang kita berkembang dengan pesat, namun untuk berjaga-jaga. Asuransi ini bisa disamakan dengan payung yang berfungsi sebagai pelindung. Jika tidak terjadi apa-apa dalam hidup kita, uang yang kita bayarkan untuk asuransi ini akan hilang. Sekali lagi saya ingin tekan-kan bahwa asuransi ini hanyalah untuk pelindung dan bukan untuk membuat uang kita berlipat ganda.
Asuransi pendidikan merupakan asuransi yang menawarkan dua kegunaan (dwiguna), yaitu fungsi proteksi dan investasi. Fungsi proteksi akan menanggung risiko kematian atas Anda dengan menjanjikan sejumlah uang tertentu bila Anda mengalami kejadian yang tidak terduga. Uang pertanggungan yang diberikan biasanya telah disesuaikan dengan biaya pendidikan anak Anda dan sudah disepakati di dalam polis.
Asuransi pendidikan memiliki karakteristik yaitu pengambilan investasi bisa disesuaikan dengan jadwal masuk sekolah anak Anda dan memberikan fungsi proteksi. Ini berarti ketersediaan dana pendidikan anak tetap terjamin meskipun risiko kematian terjadi pada diri Anda
Dalam pengertian asuransi,masih banyak lagi artikel asuransi yang membahas berbagai macam produk asuransi selain asuransi pendidikan.
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2012/04/fungsi-asuransi-pendidikan.html

Minggu, 18 Januari 2015

Orang Tua Siapkan Asuransi Pendidikan Lebih Dini

Anak adalah segalanya bagi setiap orang tua. Maka tak heran jika perhatian setiap orang tua pasti akan terpusat pada anak-anak mereka, mulai dari proses kehamilan, kelahiran, tumbuh kembangnya, hingga dewasa dan untuk menjamin masa depan anak, tidak jarang orang tuapun mulai mempersiapkan produk asuransi untuk anaknya. Misalnya saja mulai dari masa balita nya, setelah selesai dengan ASI ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan, maka orang tua akan membiasakan bayi mereka untuk mulai memberikan makanan pendukung. Tentulah makanan pendukung yang dibutuhkan haruslah yang terbaik. Bayi membutuhkan cukup banyak makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk pertumbuhannya.
Makanan sehat untuk bayi haruslah makanan yang alami, adalah makanan yang bebas dari zat pengawet yang berbahaya, zat pewarna, penyedap rasa, dan juga bumbu-bumbu instan buatan. Hal tersebut juga adalah salah satu upaya untuk membuat anak-anak memiliki kesehatan dan tumbuh kembang yang baik, agar kelak menjadi anak yang pintar dan dapat berguna. Selain itu, untuk mendukung kesehatan, tak ketinggalan juga kebersihan harus ditanamkan sejak dini.
Melengkapi kesemuanya, pendidikan awal dalam keluarga adalah yang terpenting agar anak-anak kelak dapat menjadi pribadi yang baik, baik bagi diri mereka sendiri atau pun bagi orang lain. Nah, untuk menunjang sebuah pendidikan, selain pendidikan awal didalam keluarga, anak juga sangat perlu mendapatkan pendidikan di tempat formal yang akan berguna bagi perkembangan mental dan sosialisasi mereka dengan teman-temannya. Untuk mendukung pendidikan buah hati agar selalu dapat menikmati pendidikan yang baik, maka kini tak jarang orang tua telah menyiapkan asuransi pendidikan. Karena mereka menyadari banyak hal-hal tak terduga yang sangat mungkin mengganggu pembiayaan pendidikan anak-anaknya tercinta. 
Sumber : http://tentangasuransipendidikan.blogspot.com/2013/02/orang-tua-siapkan-asuransi-pendidikan.html